PENDIDIKAN SEKOLAH: LEBIH DARI SEKADAR BELAJAR MENGAJAR

Survei Lembaga Perlindungan Anak (LPA) pada 2019 lalu menunjukkan fakta mengejutkan bahwa adanya penurunan minat sekolah pada anak-anak di Indonesia. Lantas, apa yang membuat pendidikan sekolah formal tidak diminati?

Ada begitu banyak faktor mengapa generasi muda mulai mengalami penurunan minat belajar. Mulai dari kondisi lingkungan sekolah, suasana pembelajaran, hingga relevansi materi ajar. Image ‘sekolah cuma dapet ijazah’ juga terus menjadi momok besar di dunia pendidikan.

Sebetulnya, ada banyak hal yang bisa didapat siswa dengan bersekolah. Apalagi sistem pembelajaran sudah semakin menyesuaikan kebutuhan industri. Sehingga siswa sudah bisa merasakan lebih banyak manfaat di luar ijazah dan nilai yang baik.

Salah satunya saat ini mulai diterapkan sistem pembelajaran berbasis proyek yang ternyata mulai menarik minat siswa. Dikutip dari lama resmi Kemendikbud, penyesuaian sistem pembelajaran bisa menjadi kunci peningkatan minat belajar siswa.

Lebih dari sekadar mendapat ijazah dan nilai untuk menunjang karier di masa depan, ada hal lain yang bisa siswa rasakan dengan bersekolah sesuai dengan ketentuan yang ada (wajib belajar 12 tahun):

Kesadaran untuk Tepat Waktu dan Disiplin

Tepat waktu menjadi satu poin pembelajaran yang sangat penting di sekolah. Bagaimanapun sikap ini akan terus dibawa hingga siswa sekolah mulai memasuki dunia pekerjaan di kemudian hari. Tepat waktu menjadi salah satu tolok ukur penilaian sikap baik di mana pun kita berada.

Mungkin siswa tidak merasakan secara langsung manfaat dari penerapan sikap tepat waktu ini. Lebih dari sekadar menyandang gelar ‘siswa disiplin’, tepat waktu juga bisa menjadi kunci sukses siswa di kemudian hari.

Hormati Pemimpin

Siapakah sosok pemimpin di sekolah? Tentu sosok pemimpin ini muncul dari berbagai lapisan, mulai dari ketua dan wakil ketua kelas, guru, wali kelas, kepala sekolah, hingga pimpinan lainnya. Sikap menghormati pemimpin ini juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Disadari atau tidak, sikap ini akan sangat dibutuhkan di kemudian hari.

Setelah menyelesaikan masa studi, mungkin di dunia pekerjaan, para siswa ini juga akan tetap dituntut untuk bisa mengormati pemimpin. Baik di tempat kerja mau pun di tempat lain. Terlepas dari baik atau buruknya pemimpin, rasa hormat harus tetap diberikan sebagai tanda respek atau rasa hormat.

Tanggung Jawab

PR atau Pekerjaan Rumah, bisa jadi hal yang lumrah atau malah nyaris selalu ada di sekolah. Sebetulnya keberadaan PR ini lebih dari sekadar mempertajam ilmu yang didapatkan di kelas, tapi juga mengajarkan soal tanggung jawab. Bagaimana Guru meminta kita mengerjakan suatu hal atau tugas untuk dikerjakan seusai sekolah di rumah untuk kemudian dibawa kembali ke sekolah.

Sikap tanggung jawab inilah yang akan kita bawa sampai kapan pun. Tanggung jawab menjadi salah satu nilai hidup yang memiliki peranan cukup penting.

Adaptasi

Kemampuan adaptasi siswa juga akan bermanfaat kemudian hari. Apalagi di era yang terus berubah, sikap adaptif dalam segala situasi sangat diperlukan. Seperti contohnya dengan sistem pembelajaran yang mulai mengalami perubahan, siswa harus bisa beradaptasi karena perubahan sistem akan terus terjadi di mana pun.

Kemampuan ini menjadi penting supaya kitab isa menjadi pribadi yang bisa berkembang di situasi apa pun dan di mana pun. Dengan beberapa pemaparan di atas, sudah jelas bahwa sekolah tak hanya mengajarkan kita berbagai pengetahuan saja, tapi juga nilai-nilai kehidupan.

0 Comments